Jumat, 17 Oktober 2014

FALLACY


Fallacies adalah argumen yang sesuai dengan definisi kita yang terdiri dari proposisi dan beberapa premis dan salah satunya adalah kesimpulan. Tetapi Fallacies disebut juga argumen yang buruk. Fallacies disebut sebagai kesalahan dalam menjelaskan alasan. Fallacy bisa dinyatakan ketika seseorang memutuskan untuk menerima berdasarkan basis dari sebuah Fallacy yang telah ada, atau saat menjelaskan Fallacy itu sendiri. Jadi tidak ada basis yang mendasari Fallacy itu.




Fallacy terbagi menjadi 2, yaitu :
      1. Formal Fallacies
                   Kesalahan Fallacy kadang dikarenakan koneksi yang buruk dan menyebabkan kesalahan berpikir logika. Contoh, kadang dalam sebuah argumen tidak dijelaskan secara tersirat kesimpulannya. Tetapi premis itu sendiri adalah kesimpulan yang dijelaskan secara implisit dari premis itu. Kadang salah pengertian dari sebuah premis dapat menjadi sebuah Fallacies.

      2. Substantive Fallacies
                   Kadang komunikasi yang kurang baik terlibat pada suatu asumsi yang tidak benar. Maksudnya adalah komunikasi itu menjadi kurang baik karena orang yang kita ajak berkomunikasi memiliki pandangan atau pola pikir yang salah dari awal sebelum kita berkomunikasi dengannya.


          Terkadang suatu premis dan kesimpulan dalam argumen bisa jadi tidak benar. Suatu premis yang tidak benar belum tentu kesimpulannya salah. Artinya pemahaman kita benar, tetapi dengan alasan yang salah. Begitu pula sebaliknya apabila suat premis benar, belum tentu kesimpulan itu benar juga.

Contoh :
P1    : Bila Ken membunuh orang dengan palu, maka akan ada darah di palu itu
P2    : Ada darah di palu itu                                                                
C      : Ken yang membunuh orang itu

          Anggap premis dan kesimpulan ini benar, maka argumen tidak terbantahkan. Tetapi ada  juga bukti yang membuat premis itu tidak benar, misal, bukan Ken yang membunuh orang itu, orang lain yang membunuh menggunakan palu itu. Maka kesimpulan kita salah. Misal kesalahan ada di premis, palu itu memang ada darah, tapi bukan itu senjata yang digunakan membunuh, bisa saja hanya cipratan darah. Maka kesimpulan benar, tapi dengan premis atau alasan yang salah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar