1. Mencari Tantangan Pokok dari sebuah kreatifitas adalah mencari sebuah tantangan yang ada dalam sebuah
masyarakat dimana memiliki unsure unsur imajinatif,original dan nilai
efektivitas. Sesekali tantangan perlu untuk dicari & ditelaah dengan
teliti. Biasanya mereka (tantangan) bisa berupa masalah yang jelas/nyata atau
hanya sebuah isu. Contohnya, jika teman sekamarmu pulang jam 2 atau 3 pagi,
mendobrak pintu, dan mulai berbicara denganmu disaat kamu sedang berusaha untuk
tidur, kamu tidak perlu menjadi orang yang cerdik untuk mengetahui kalau kamu
memiliki masalah. Atau jika kamu sedang berada di tengah sebuah debat tentang
masalah “Aborsi adalah pembunuhan”, tidak ada seorang pun yang harus memberitahumu
bahwa kamu telah menciptakan suatu isu tersendiri.
Namun,
tidak semua tantangan terlihat jelas/nyata. Seringkali sebuah masalah dan isu
terlihat tak kentara atau kecil dan hanya beberapa orang saja yang peka. Pada
awalnya tidak ada masalah atau pun isu sama sekali, hanya kesempatan untuk mengembangkan keadaan yang ada. Beberapa masalah tidak menimbulkan emosi yang
kuat dalam diri kita, jadi kita mungkin tidak akan menemukan sebuah masalah
hanya dengan duduk & menunggu---kita harus berinisiatif mencari sebuah
masalah yang ada.
Tahap pertama dari proses sebuah kreatifitas menampilkan sebuah kebiasaan untuk mencari sebuah tantangan, tidak hanya masalah yang hanya bisa langsung diselesaikan, tapi juga masalah yang terus berkelanjutan (continue). Merupakan hal yang penting jika kita bisa menjadi pribadi yang kreatif dari sebuah tantangan yang kita rasa sedang terjadi di sebuah masyarakat.
2. Mengungkapkan Masalah
Objektifitas
dari tahap ini adalah untuk menemukan cara paling baik untuk mengekspresikan
masalah atau isu tersebut, salah satu cara yang menghasilkan solusi yang paling
baik. Pada kasus seperti ini dimana tidak ada masalah ato isu yang nyata tetapi
ia memiliki sebuah kesempatan untuk mengembangkan kondisi yang ada, kita harus
memperlakukan situasi tersebut seakan-akan situasi itu bisa menjadi sebuah
problematika, contohnya : Bagaimana aku bisa membuat proses kerjaku ini menjadi
lebih efektif?”
“Sebuah
permasalahan telah pantas untuk dinyatakan” kata Henry Hazlitt, “jika sebagian
masalah tersebut dapat dipecahkan”. Karena perbedaan mengekspresikan suatu
masalah bisa membuka berbagai jalan pikiran, merupakan hal yang tepat jika kita
mempertimbangkan sebanyak mungkin cara-cara untuk mengekspresikannya. Salah
satu kesalahan yang paling biasa adalah menempatkan suatu masalah atau isu
hanya dilihat dari satu sudut pandang saja, seharusnya suatu masalah harus
dilihat dari semua sudut sehingga bisa menghasilkan beragam pikiran yang
menuntun kita pada solusi.
Contohnya,
seorang narapidana yang memutuskan untuk mencari cara “bagaimana ia bisa
melarikan diri dari penjara”. Perumusan masalah pertama yang ia pikirkan
mungkin seperti “Bagaimana aku bisa mendapat sebuah senjata dan menembak jalan
keluarku dari sini?” atau “Bagaimana aku bisa menipu para penjaga untuk membuka
sel-ku supaya aku bisa menyergap mereka?”. Jika dia sudah menetapkan perumusan
masalahnya, dia tetap akan diam disana (di tempat dia seharusnya berada).
Meskipun dia memiliki berbagai akal untuk melarikan diri namun hal itu bisa
dipikirkan hanya jika ada respon dari pertanyaannya seperti “Bagaimana aku bisa
memotong jeruji besi ini tanpa sebuah gergaji?”. Ini merupakan hal yang paling
dasar yang harusnya ia pikirkan.
Seringkali,
setelah mengekspresikan sebuah masalah atau isu secara berurutan, kita merasa
tidak bisa untuk memutuskan cara mana yang paling baik. Ketika hal itu terjadi,
kita harus menunda memutuskannya. Yang harus kita lakukan adalah membuat
langkah-langkah atau tahap-tahap prosesnya yang memungkinkan kita untuk
memutuskan. Bersikap bijaksana jika kita harus memutuskan sesuatu.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar